Cari Blog Ini

Opening



Blog ini berisi sesuatu yang akan menggelitik Anda untuk berkomentar, merenung, tidak setuju, setuju, pro-kontra, senang, ketawa, sedih, menangis, takut, marah, seru dech pokoknya, sampai pada akhirnya Anda akan mengerti (baca) "SIAPAKAH SAYA SEBENARNYA.....".

Kita akan menjelajahi ke beberapa daerah di Indonesia (meskipun aku belum ke seluruh nusantara sih.. he..he..).

Pertama kita akan menyusuri wilayah Ibu Kota tercinta Jakarta. Kita ubek-ubek dari makanannya,tempat wisatanya, daerah-daerah bersejarahnya, transportasinya, sampai ke tempat-tempat yang agak-agak serem (serem copet, serem jambret, serem rampok, serem banjir, serem kebakaran, serem ehm..ehm.. Tiitt... SENSOR).

Berikutnya kita akan ke daerah kecil di Jawa Timur, aku biasa menyebutnya "Bangil, The Small Beautyful". Di sini akan dibahas (serius banget kalimatnya, he..he..) tentang Bangil yang doeloe hingga sekarang.

Selanjutnya daerah-daerah yang pernah aku kunjungi seperti Pontianak, Bengkulu, Pekanbaru, Bandung, Solo, Yogya,Purwokerto, de..el..el..

Menerima permintaan informasi. Sak mampuku yaa...


Ok, Tunggu tanggal mainnya...

Sabtu, 01 Mei 2010

40 TAHUN PENENTU

Pernahkah kita berpikir sejenak atau meluangkan waktu kita, ketika kita merayakan hari jadi kita bahwa yang sebenarnya kita rayakan adalah semakin berkurangnya umur kita, atau ketika kita merobek tanggal kalender di dinding, pada dasarnya yang kita robek adalah umur kita, atau ketika kita mengantar usungan jenazah famili atau handai tolan kita, ketika ia di masukkan ke liang lahat, pernahkah terdetik di hati kita bahwa suatu saat nanti kitalah yang akan terbujur kaku di dalam sana?

Marilah kita selalu mengngat akan hari itu, hari kematian kita, mengingat mati tak akan afdhal kalaulah kita tidak terus memperbaharui ingatan kita terhadap kematian itu. Umur semakin lama semakin berkurang tapi dosa kita terus bertambah. Hanya diri kitalah yang bias menyelamatkan diri kita dari jilatan api neraka. Kita memang tidak mengharapkan surga, sebab kita beribadah bukan untuk meraih surga melainkan ridha-Nya, tapi tentunya Allah sudah menetapkan surga sebagai lambing perwakilan ridha-Nya, sebab takkan ada orang masuk surga kalau tidak dengan seizing ridha-Nya.

Kita tidak usah mengeluh kalau kita telah dihidupkan di zaman sekarang, dan bukan dimasa nabi, sebab kalaulah dimasa nabi tentunya kita akan membela perjuangan nabi dan syukur-syukur kita bias masuk pada goloang sahabat-sahabat yang dijanjikan masuk surga. Sebagaimana yang dikeluhkan seorang tabiin pada salah seorang sahabat senior nabi, ketika itu ia mengeluh kenapa ia harus hidup di zaman ketika umat Islam saling berperang, saling mengucurkan darah, dimasa ketika badai fitnah melanda umat Islam, karena kalaulah ia hidup di zaman nabi tentu ia akan berjuang mati-matian membela nabi selalu, tetap sahabat itu hanya tersenyum sembari bertutur bahwa sebenarnya kalianlah yang bersyukur, karena telah hidup di zaman ketika syari’at telah disempurnakan, ketika segala hal telah dijelaskan dan diatur rapi.

Saat kita hidup di dunia tentunya kita sudah mempuyai konskwensi logis bahwa kita hidup di bawah naungan bendera qadha dan qadhar. Maut, rezeki, susah-senang dan lain-lain, sudah ditetapkan semula sesuai dengan proses usaha yang kita tempuh. Hidup di dunia hanyalah puluhan tahun, tapi puluhan tahun itulah yang menjadi penentu segalanya, yang akan menentukan hidup kita nanti pada ratusan tahun mendatang, ribuan tahun, bahkan abadi kekal selama-lamanya. Allah berfirman, “Balasan mereka di sisi tuhan mereka ialah surga ‘and yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut pada tuhannya.” (QS. Al-Bayyinan [98]: 8).

Katakanlah kita hidup di dunia ini selama 70 tahun, itupun sudah sangat langka. Rasulluah SAW bersabda nabi, bahwa Allah tidak menghisab seorang hamba dalam tiga masa, ketika ia gila hingga ia sembuh, ketika ia lahir hingga ia akil baligh, dan ketika ia tidur hingga bangun kembali. Masing-masing dari kita mengalami masa baligh ketika usai 10 tahun, itu berarti 70 tahun dikurang 10 tahun sama dengan 60 tahun, dalam satu hari 24 jam kita mungkin bias istirahat selama 8 jam (baik malam maupun siang) itu sama dengan 1/3 hari, yang berarti 1/3 dari usia kita yang 60 tahun tadi sama dengan 20 tahun, secara matematis 60 tahun tadi dikurang 20 tahun menjadi 40 tahun, jadi dari 70 tahun Allah hanya menghisab kita selama 40 tahun. Itupun masih diber keringanan oleh Allah yaitu ketika kita melakukan satu kejahatan hanya diganjar satu kejahatan tapi kalau kita melakukan satu kebaikan, akan diganjar Allah menjadi tujuh, sepuluh bahkan berlipat-lipat ganda, hanay saja memang tidak seluruh niat baik hasilnya akan baik apalagi kalau kita sudah memulai sesuatu dengan niat buruk.

Namun ada beberapa amal yang akan terus mengalir walaupun kita nanti sudah berada di alam baka. Shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat yang diajarkan kepada orang lain, anak sholeh yang mendo’akannya. Sebagaimana Rasullah Saw bersabda, “Jika meninggal anak adam maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyan, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendo’akannya.” (HR. Muslim).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar